
MAKALAH
OPTIMALISASI POTENSI PESERTA DIDIK MELALUI PEMAHAMAN
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah
Psikologi
Perkembangan
Dosen Pengampu : Eka Titi
Andaryani, S.Pd, M.Pd.
Oleh :
Dian Aprilianingtyas (1401412452)
Rombel 1 E
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah “Optimalisasi Potensi Peserta Didik Melalui Pemahaman
Psikologi Perkembangan” guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan UNNES
PGSD Tegal.
Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini
dapat terselesaikan, berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang
terkait, maka dari itu saya
menyampaikan
ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada
:
1. Ibu Eka Titi Andaryani, S.Pd, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan yang telah memberi bimbingan dan materi mengenai psikologi
perkembangan.
2. Teman-teman
mahasiswa prodi Pendidikan Guru SD rombel 1E yang turut memberi dukungan pada saya dalam penyelesaian makalah ini.
Saya
menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya mengharapkan masukan atau saran
dan kritik yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak dan dapat menambah pengetahuan kita.
Januari 2013
Penulis,
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................... i
KATA
PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.
Tujuan....................................................................................................... 1
D. Manfaat..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Psikologi
Perkembangan........................................................................... 3
1.
Pengertian........................................................................................... 3
2.
Manfaat
Memahami Psikologi Perkembangan.................................... 3
B.
Potensi
Peserta Didik................................................................................ 5
1.
Pengertian........................................................................................... 5
2.
Faktor
– faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Potensi Peserta Didik 5
a.
Faktor
Internal.............................................................................. 5
b.
Faktor
Eksternal............................................................................ 7
C.
Hubungan
Pemahaman Psikologi Perkembangan dengan Pengembangan Potensi Peserta Didik 9
D.
Teknik
dan Strategi Mengoptimalkan Pengembangan Potensi Peserta Didik. 10
BAB
III PENUTUP
Simpulan....................................................................................................... 13
Saran............................................................................................................. 14
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................ iv
DAFTAR
PUSTAKA
Hurlock,
Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan.
Jakarta : Erlangga.
LN, Syamsu Yusuf. 2006. Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Munandar,
Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan
Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nuryanti,
Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta :
PT INDEKS.
Prayitno,
Elida. 1992. Psikologi Perkembangan.
Semarang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sjarkawi. 2008. Pembentukan
Kepribadian Anak. Jakarta : Bumi Aksara.
Soejanto, Agoes. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.
Soeparwoto.
2007. Psikologi Perkembangan.
Semarang : UPT MKK Unnes.
Tim
Pengembangan MKDK. 1990. Psikologi
Perkembangan. Semarang : IKIP Semarang Press.
http://tatangjm.wordpress.com/psikologi-pendidikan/
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masalah bakat dan kreavititas akhir – akhir ini banyak
dibicarakan masyarakat kita. Permulaan potensi bakat dan tuntutannya terhadap
perkembangan peserta didik serta cara peningkatannya merupakan tantangan bagi
pendidik untuk mewujudkannya. Pemahaman terhadap pertumbuhan potensi peserta
didik harus juga disertai pengertian terhadap cara – cara pemberian peluang
dalam pertumbuhannya.
Manusia dengan berbagai macam renik
dan karakternya sudah pasti memiliki kepribadian yang berbeda pula. Oleh karena
itu, sudah merupakan kelayakan jika kemudian seorang guru memiliki pemahaman
yang mendalam tentang psikologi perkembangan, dan ini akan sangat berguna jika
digunakan untuk mendekati peserta didiknya.
Pemahaman terhadap psikologi
perkembangan ini memiliki kekuatan yang sangat besar dalam usaha mewujudkan keberhasilan dalam
mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik. Setiap perubahan yang terjadi dan setiap langkah yang
dilakukan akan dengan mudah disikapi jika seorang guru memiliki pemahaman yang
benar terhadap psikologi perkembangan ini.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan Psikologi Perkembangan ?
2.
Apa
yang dimaksud dengan Potensi Peserta Didik ?
3.
Bagaimana
hubungan antara pemahaman psikologi perkembangan dengan pengembangan potensi
peserta didik ?
4.
Bagaimana
teknik dan stategi yang dipakai untuk mengoptimalkan pengembangan potensi
peserta didik ?
C. Tujuan
1.
Menjelaskan
definisi psikologi perkembangan.
2.
Menjelaskan
definisi potensi peserta didik.
3.
Menjelaskan
hubungan antara pemahaman psikologi perkembangan dengan pengembangan potensi
peserta didik.
4.
Menjelaskan
teknik dan strategi yang dipakai untuk mengoptimalkan pengembangan potensi
peserta didik.
D. Manfaat
1.
Dapat
mengetahui definisi psikologi perkembangan.
2.
Dapat
mengetahui definisi potensi peserta didik.
3.
Dapat
mengetahui hubungan antara pemahaman psikologi perkembangan dengan pengembangan
potensi peserta didik.
4.
Dapat
mengetahui teknik dan strategi yang dipakai untuk mengoptimalkan pengembangan potensi
peserta didik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Psikologi
Perkembangan
1. Pengertian
Istilah perkembangan berarti serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses pematangan dan
pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele (dalam Elizabeth B.
Hurlock, 1980 : 2) bahwa “perkembangan berarti perubahan secara kualititatif”.
Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekadar penambahan beberapa sentimeter
pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan
suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
Sedangkan, psikologi
perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam
perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Dalam ruang lingkup
psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus. Karena psikologi perkembangan
mempelajari kekhususan dari tingkah laku individu.
Psikologi
perkembangan tertarik pada struktur yang berbeda – beda yang nampak pada setiap
individu. Ilmu ini lebih mempersoalkan faktor – faktor yang umum yang
mempengaruhi proses perkembangan (perubahan – perubahan) yang terjadi dalam
diri kepribadian yang khas itu. Dengan kata lain, psikologi perkembangan dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku individu dalam
perkembangannya yang mencakup periode masa anak – anak, remaja, dewasa, dan
orang tua.
2. Manfaat
Memahami Psikologi Perkembangan
a. Memahami Perbedaan Individu
Seorang pendidik
(guru) harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan hati –
hati, karena karakteristik masing – masing siswa berbeda- beda. Oleh karena
itu, sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada
berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi perkembangan dapat membantu
guru dan calon guru dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.
b. Memilih dan menentukan tujuan materi dan strategi
belajar yang sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual peserta didik. Siswa
sekolah dasar khususnya kelas rendah, sedang dalam tahap berpikir konkret
permulaan. Oleh karena itu tujuan belajar hendaknya yang sederhana dan dalam
bentuk tingkah laku yang jelas. Demikian pula materi belajar hendaknya terkait
dengan pengalaman siswa yang ada di sekitarnya.
c. Dapat menghadapi siswa dengan benar dalam bentuk
tingkah laku yang benar. Contoh : wajar jika siswa melakukan kesalahan dalam tingkah
laku, karena kekurangtahuan
dan kekurangmampuannya.
d.
Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif
di Dalam Kelas. Pemahaman
yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat
membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim
pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh guru sehingga proses
belajar mengajar bisa berjalan efektif.
e.
Pendidik
akan memperoleh kemudahan untuk mengetahui pola perilaku apa yang diharapkan
dari peserta didiknya dan kapan pola tersebut digantikan dengan pola yang lebih
matang.
f.
Pendidik
akan memperoleh kemudahan untuk menyusun pedoman dalam memahami dan mengatasi
penyimpangan – penyimpangan penyesuaian diri yang terjadi pada setiap individu.
g.
Memungkinkan
pendidik membantu proses perkembangan anak pada saat – saat yang tepat.
h.
Memungkinkan
pendidik mempersiapkan individu atas perubahan yang bakal terjadi pada fisik,
perhatian, dan perilakunya.
B. Potensi
Peserta Didik
1. Pengertian
Potensi peserta
didik adalah segala yang dimiliki oleh peserta didik yang memungkinkannya untuk
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pembicaraan tentang potensi peserta
didik sering mengalami penyempitan makna dan sering dikaitkan dengan prestasi
akademik saja. Sebenarnya, ketika membicarakan potensi, kita membicarakan semua
aspek perkembangan peserta didik. Jadi, potensi ini meliputi semua yang
dimiliki peserta didik untuk tumbuh dan berkembang dalam aspek kognisi, emosi,
dan sosial.
Potensi yang
dimaksud dalam pernyataan di atas adalah kapasitas atau kemampuan dan karakteristik
atau sifat individu yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang memiliki
kemungkinan dikembangkan dan atau menunjang pengembangan potensi lain. Potensi
itu meliputi potensi fisik, intelektual, kepribadian, minat, potensi moral, dan
religius.
2.
Faktor
– faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Potensi Peserta Didik
Menurut Reni
Akbar-Hawadi (dalam Lusi Nuryanti, 2008 : 56 ), faktor – faktor yang
mempengaruhi perkembangan potensi peserta didik dibagi menjadi dua bagian,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor – faktor
yang terdapat dalam diri seseorang. Faktor eksternal adalah faktor – faktor
yang berasal dari luar diri individu atau berasal dari lingkungan.
a. Faktor Internal
1) Taraf
kecerdasan
Taraf kecerdasan menunjukkan kemampuan
berpikir anak, kemampuan menggunakan nalar, dan kemampuan memecahkan masalah
menggunakan logika. Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengetahui taraf
kecerdasan ini adalah dengan melakukan tes kecerdasan atau tes inteligensi.
Taraf kecerdasan ini berbeda dengan sebutan pintar dan
bodoh yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari – hari yang hanya
berorientasi pada hasil atau produk dari proses belajar dan prestasi akademik.
Taraf kecerdasan yang dimaksud adalah potensi yang dimiliki individu. Anak yang
taraf kecerdasannya tinggi belum tentu menjadi anak pintar di sekolah.
Sebaliknya, anak yang nilainya selalu jelek di sekolah belum tentu taraf
kecerdasannya rendah.
2) Konsep
Diri
Konsep diri menunjukkan cara seseorang memandang
dirinya sendiri dan kemampuannya. Anak yang memandang dirinnya secara positif
dan menilai dirinya mampu akan lebih berhasil di sekolah dan dalam kehidupan
sosialnya daripada anak yang memandang dirinya sendiri tidak mampu.
3) Motivasi
Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri
seseorang untuk meraih yang terbaik pada bidang tertentu. Motivasi berprestasi
yang tinggi akan membuat seorang anak tekun belajar, berusaha menyelesaikan
tugas dengan sebaik – baiknya, dan tidak malu bertanya jika kurang paham saat
guru menerangkan.
4) Bakat
Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian
yang umum kita pahami adalah kelebihan atau keunggulan alamiah yang melekat
pada diriseseorang dan menjadi pembeda antara seseorang dengan orang lain. Seseorang
yang berbakat akan memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada orang yang
sejak awal tidak menyimpan bakat dalam bidang tersebut. Misalnya, siswa yang mempunyai bakat dalam bidang
menggambar, hasil gambarnya lebih baik daripada siswa yang tidak mempunyai
bakat menggambar.
5) Minat
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu,
atau bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan.belajar dalam
keadaan hati senang tentunya akan lebih mudah daripada belajar dengan suasana
hati yang terpaksa. Minat merupakan suatu
perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan
dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai
dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan
pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan
adanya minat untuk hal tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang akan
ditekuni. Tanpa minat untuk hitung menghitung, seseorang tidak akan berkembang
menjadi seorang ahli matematika.
Bakat dalam suatu bidang tertentu, misalnya seni, musik, hitung
menghitung, bahasa, dan lain-lain merupakan hasil interaksi antara bakat bawaan
dan faktor lingkungan serta didukung dengan faktor kepribadian dan sikap kerja
seseorang.
6) Sikap
Sikap adalah cara seseorang menerima atau menolak
sesuatu yang didasarkan pada penilaian diri terhadap objek tertentu. Sikap
seseorang muncul sebagai hasil dari proses pengamatan dan dari apa yang
diterima dan dipelajari melalui inderanya. Sangat penting kita membentuk sikap
positif pada peserta didik, terutama sikap terhadap proses belajar dan usaha
dalam mengembangkan potensi diri.
b.
Faktor
Eksternal (Lingkungan)
Disini lingkungan yang dimaksud menurut Syamsu Yusuf (2002:139) yaitu,
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Adanya keserasian antara keluarga, sekolah,
dan masyarakat akan dapat memberikan dampak positif bagi anak, termasuk dalam
pembentukan potensi dalam diri anak. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
1) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi setiap anak.
Tentunya dalam hal ini orangtua menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam
perkembangan potensi dalam diri seorang anak. Pemberian bekal baik dalam bentuk
material maupun nonmaterial seperti finansial dan perhatian serta kasih sayang
sangat diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi anak.
2)
Lingkungan
Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak setelah
keluarga. Karena hampir setengah hari anak menghabiskan waktunya bersama teman
dan gurunya di sekolah. Tentunya segala sesuatu yang ada di sekolah akan
menjadi model bagi anak untuk ditiru. Seperti yang diungkapkan Hurlock bahwa
pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadian dan potensi anak sangat
besar, karena sekolah merupakan subtitusi dari keluarga dan guru-guru subtitusi
dari orangtua.
Hal ini menggambarkan bahwa guru merupakan orangtua kedua bagi
anak-anak. Peran guru di sekolah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
seluruh perkembangan anak, baik kognitif, sosial, emosi maupun afektif.
Sayangnya masih banyak sekolah yang lebih menitikberatkan perkembangan anak
secara akademik dengan mengukur kecerdasan setiap anak melalui deretan angka
sebagai salah satu ukuran perbandingan antara anak yang satu dengan yang
lainnya.
Tentunya hal tersebut harus dijadikan bahan pemikiran bagi seluruh guru
sebagai penanggung jawab pendidikan bagi anak untuk tetap menggali seluruh
potensi dan kecerdasan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya. Karena
sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang mempunyai program sistematik
dalam melaksanakan pengajaran, bimbingan dan latihan kepada anak agar mereka
berkembang sesuai dengan potensinya.
3)
Lingkungan
Masyarakat.
Selain faktor keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat juga mempengaruhi
perkembangan potensi pada anak. Lingkungan masyarakat yang dimaksud meliputi
lingkungan rumah sekitar anak sebagai tempat bermain, televisi, serta media cetak
seperti buku cerita maupun komik. Dalam masyarakat akan terbentuk suatu
perilaku yang dominan pada setiap individu karena adanya interaksi sosial yang
terjadi antara teman sebaya maupun dengan anggota masyarakat lainnya. Pada diri
anak akan muncul perilaku baik ataupun tidak baik tergantung seberapa besar
lingkungan sekitarnya mempengaruhi dalam pergaulan sehari-hari. Karena pada
dasarnya anak cepat sekali terpengaruh oleh hal-hal yang ia lihat, dengar dan
rasakan.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hurlock (dalam Syamsu Yusuf, 2006:141)
yang mengemukakan bahwa standar atau aturan-aturan ‘geng’ (kelompok bermain)
memberikan pengaruh kepada pandangan moral dan tingkah laku para anggotanya.
Disini dapat dikemukakan bahwa kualitas perkembangan potensi bagi anak juga bergantung
pada kualitas lingkungan tempat anak bergaul sehari – hari. Jika anak sering
bergaul dengan lingkungan yang kurang mendukung, maka bukan tidak mungkin anak
akan kesulitan dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya.
C. Hubungan
Pemahaman Psikologi Perkembangan dengan Pengembangan Potensi Peserta Didik.
Seperti yang telah disebutkan pada pembahasan bagian
pertama di atas, memahami psikologi perkembangan sangat bermanfaat bagi
kelangsungan proses pembelajaran. Sebagai pendidik, guru bertanggung jawab
terhadap kualitas pendidikan yang didapatkan peserta didiknya. Guru mempunyai
wewenang mengarahkan perilaku siswa dan menuntutnya mengikuti patokan – patokan
perilaku sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam peraturan yang berlaku.
Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang baik mengenai psikologi perkembangan
agar pendidikan yang diterima siswa memiliki kualitas yang baik.
Pemahaman psikologi perkembangan bukan hanya
berpengaruh terhadap kualitas pendidikan yang diterima siswa saja. Namun,
psikologi perkembangan juga berperan penting dalam upaya pengembangan potensi
yang dimiliki tiap – tiap peserta didik. Dengan memahami psikologi
perkembangan, guru mampu menentukan cara – cara tepat dan jitu yang akan
digunakan sebagai usaha mengembangkan potensi peserta didiknya. Guru dapat
melakuakn penelusuran bakat sehingga guru mengetahui potensi dan kemampuan
peserta didiknya. Setelah mengetahui potensi dan kemampuan peserta didiknya,
guru dapat menentukan model pembelajaran yang sesuai agar potensi yang dimiliki
masing – masing peserta didik dapat berkembang secara optimal.
D. Teknik
dan Strategi Mengoptimalkan Pengembangan Potensi Peserta Didik.
Dalam mengoptimalkan pengembangan potensi peserta
didik diperlukan teknik dan strategi. Penentuan strategi ini biasanya dapat
dibuat sebelum dimulainya proses belajar mengajar. Adapun tujuan dibuatnya
strategi dalam upaya mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik yaitu :
1.
Memahami
dan memetakan kemampuan peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan.
2.
Memahami
dan mengidentifikasi tingkat dan gaya atau tipe belajar peserta didik yang
dibutuhkan untuk penyesuaian dalam proses pembelajaran.
3.
Memahami,
mengidentifikasi, dan memetakan potensi atau bakat yang dimiliki masing –
masing peserta didik.
4.
Memilih
dan mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
perkembangan dan situasi yang dihadapi, terutama yang terkait dengan
pemberdayaan sarana dan prasarana maupun alat penunjang proses pembelajaran
yang lainnya.
5.
Memilih
dan menggunakan berbagai bentuk pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
yang menyenangkan dan sesuai dengan gaya belajar dan potensi yang dimiliki
peserta didik.
6.
Menyusun
berbagai proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar
secara kreatif, efektif, dan efisien.
Setelah
penentuan strategi pembelajaran, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh
pendidik yaitu menentukan tahapan – tahapan yang akan digunakan sebagai
penunjang proses pembelajaran. Tahapan ini dibuat sebagai wujud nyata
penggunaan strategi pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Adapun tahapan
penggunaan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.
Memetakan
kurikulum yang dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
2.
Memetakan
kebutuhan peserta didik dalam program dan proses pembelajaran, baik dengan
acuan kurikulum maupun sesuai dengan perkembangan potensi peserta didik.
3.
Memetakan
dan mengelompokkan hasil analisis mengenai kebutuhan dan potensi masing –
masing peserta didik.
4.
Menentukan
model pembelajaran dan langkah – langkah pembelajaran yang sesuai dengan hasil
analisis tersebut.
5.
Memilih
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai.
6.
Menentukan
media dan sumber belajar yang tepat, misalnya referensi buku, dan lain – lain.
7.
Melakukan
penataan ruang kelas yang mendukung proses penciptaan situasi pembelajaran yang
kondusif.
Dalam belajar kreatif
peserta didik terlibat secara aktif dan ingin mendalami bahan yang dipelajari.
Belajar kreatif tidak hanya menyangkut perkembangan kognitif (penalaran),
tetapi juga berhubungan erat dengan penghayatan pengalaman belajar yang
mengasyikkan. Untuk mewujudkan pembelajaran yang kreatif tersebut, maka metode
pembelajaran yang dapat dilakukan oleh pendidik antara lain :
1.
Menciptakan
Lingkungan di dalam Kelas yang Merangsang Belajar Kreatif
Menurut Feldhusen dan Treffinger (dalam Utami
Munandar, 1992 : 79), suatu lingkungan kreatif dapat tercipta dengan :
a. Memberikan pemanasan dengan memberikan pertanyaan –
pertanyaan terbuka yang menimbulkan minat dan merangsang rasa ingin tahu
peserta didik.
b. Pengaturan fisik atau keadaan di dalam kelas.
c. Kesibukan di dalam kelas. Misalnya, pendidik mampu
membedakan antara kesibukan peserta didik yang asyik serta suara – suara yang
produktif yang menunjukkan bahwa peserta didik bersibuk diri secara kreatif.
Suasana kelas yang santai dan menyenangkan akan memupuk perilaku kreatif.
d. Guru sebagai fasilitator yaitu mendorong peserta didik
untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajaki tugas – tugas baru. Ia tidak
cepat memberikan kritik, tetapi memberikan dukungan dan rangsangan serta
bersifat terbuka dan berusaha secara berlebihan dan bersikap menolak gagasan –
gagasan peserta didik yang lain.
2.
Mengajukan
dan Mengundang Pertanyaan
Dalam proses belajar mengajar, diperlukan keterampilan
guru baik dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa maupun dalam mengundang
siswa untuk bertanya.
a. Teknik bertanya
b. Metode diskusi
c. Metode inquiry - discovery
d. Mengajukan pertanyaan yang menantang (provokatif)
3.
Memadukan
Perkembangan Kognitif (Berpikir) dan Afektif (Sikap dan Perasaan)
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab di atas, dapat disimpulkan
bahwa :
1.
Psikologi
perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam
perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya.
2. Manfaat memahami psikologi perkembangan, yaitu :
a. Memahami Perbedaan Individu.
b. Memilih dan menentukan tujuan materi dan strategi
belajar yang sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual peserta didik.
c. Dapat menghadapi siswa dengan benar dalam bentuk
tingkah laku yang benar.
d. Penciptaan
Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas.
e. Pendidik akan memperoleh kemudahan untuk mengetahui
pola perilaku apa yang diharapkan dari peserta didiknya.
f. Pendidik akan memperoleh kemudahan untuk menyusun
pedoman dalam memahami peserta didiknya.
g. Memungkinkan pendidik membantu proses perkembangan
anak pada saat – saat yang tepat.
h. Memungkinkan pendidik mempersiapkan individu atas
perubahan yang bakal terjadi pada fisik, perhatian, dan perilakunya.
3.
Potensi
adalah kapasitas atau kemampuan dan karakteristik atau sifat individu yang
berhubungan dengan sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan
dan atau menunjang pengembangan potensi lain yang meliputi potensi fisik,
intelektual, kepribadian, minat, potensi moral, dan religius.
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan potensi
peserta didik dibagi menjadi dua yaitu faktor internal meliputi taraf
kecerdasan, konsep diri, motivasi berprestasi, bakat, minat, dan sikap, serta
faktor eksternal yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
5. Psikologi perkembangan berpengaruh terhadap kualitas
pendidikan yang diterima peserta didik dan berperan penting dalam upaya
pengembangan potensi yang dimiliki tiap – tiap peserta didik. Dengan memahami
psikologi perkembangan, guru mampu menentukan cara – cara tepat dan jitu yang
akan digunakan sebagai usaha mengembangkan potensi peserta didiknya.
6. Langkah – langkah yang dilakukan pendidik dalam
mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik, yaitu menentukan strategi
pembelajaran yang biasanya dilakukan sebelum proses belajar mengajar,
menentukan tahapan – tahapan penggunaan strategi pembelajaran, dan menentukan
metode – metode penunjang proses belajar mengajar.
B.
Saran
Seorang
pendidik atau guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan potensi,
kemampuan, dan keadaan peserta didiknya. Pemahaman terhadap psikologi
perkembangan dapat dijadikan titik awal untuk menentukan teknik dan strategi
yang jitu dalam upaya mengoptimalkan segala macam potensi yang dimiliki oleh
masing – masing peserta didiknya agar potensi – potensi tersebut dapat
berkembang dengan maksimal.