Sabtu, 14 Juni 2014

Makalah Optimalisasi Potensi Peserta Didik Melalui Pemahaman Psikologi Perkembangan









MAKALAH
OPTIMALISASI POTENSI PESERTA DIDIK MELALUI PEMAHAMAN
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu : Eka Titi Andaryani, S.Pd, M.Pd.

Oleh :
Dian Aprilianingtyas     (1401412452)
Rombel 1 E


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah “Optimalisasi Potensi Peserta Didik Melalui Pemahaman Psikologi Perkembangan” guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan UNNES PGSD Tegal.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini dapat terselesaikan, berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait, maka dari itu saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.      Ibu Eka Titi Andaryani, S.Pd, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan yang telah memberi bimbingan dan materi mengenai psikologi perkembangan.
2.      Teman-teman mahasiswa prodi Pendidikan Guru SD rombel 1E yang turut memberi dukungan pada saya dalam penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya mengharapkan masukan atau saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menambah pengetahuan kita.


                                                Januari 2013

Penulis,



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.     Tujuan....................................................................................................... 1
D.    Manfaat..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Psikologi Perkembangan........................................................................... 3
1.      Pengertian........................................................................................... 3
2.      Manfaat Memahami Psikologi Perkembangan.................................... 3
B.     Potensi Peserta Didik................................................................................ 5
1.      Pengertian........................................................................................... 5
2.      Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Potensi Peserta Didik     5
a.       Faktor Internal.............................................................................. 5
b.      Faktor Eksternal............................................................................ 7
C.     Hubungan Pemahaman Psikologi Perkembangan dengan Pengembangan Potensi Peserta Didik  9
D.    Teknik dan Strategi Mengoptimalkan Pengembangan Potensi Peserta Didik.        10
BAB III PENUTUP
Simpulan....................................................................................................... 13
Saran............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ iv
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
LN, Syamsu Yusuf. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Munandar, Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta : PT INDEKS.
Prayitno, Elida. 1992. Psikologi Perkembangan. Semarang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sjarkawi. 2008. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta : Bumi Aksara.
Soejanto, Agoes. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.
Soeparwoto. 2007. Psikologi Perkembangan. Semarang : UPT MKK Unnes.
Tim Pengembangan MKDK. 1990. Psikologi Perkembangan. Semarang : IKIP Semarang Press.
http://tatangjm.wordpress.com/psikologi-pendidikan/





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masalah bakat dan kreavititas akhir – akhir ini banyak dibicarakan masyarakat kita. Permulaan potensi bakat dan tuntutannya terhadap perkembangan peserta didik serta cara peningkatannya merupakan tantangan bagi pendidik untuk mewujudkannya. Pemahaman terhadap pertumbuhan potensi peserta didik harus juga disertai pengertian terhadap cara – cara pemberian peluang dalam pertumbuhannya.
Manusia dengan berbagai macam renik dan karakternya sudah pasti memiliki kepribadian yang berbeda pula. Oleh karena itu, sudah merupakan kelayakan jika kemudian seorang guru memiliki pemahaman yang mendalam tentang psikologi perkembangan, dan ini akan sangat berguna jika digunakan untuk mendekati peserta didiknya.
Pemahaman terhadap psikologi perkembangan ini memiliki kekuatan yang sangat besar dalam usaha mewujudkan keberhasilan dalam mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik. Setiap perubahan yang terjadi dan setiap langkah yang dilakukan akan dengan mudah disikapi jika seorang guru memiliki pemahaman yang benar terhadap psikologi perkembangan ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Psikologi Perkembangan ?
2.      Apa yang dimaksud dengan Potensi Peserta Didik ?
3.      Bagaimana hubungan antara pemahaman psikologi perkembangan dengan pengembangan potensi peserta didik ?
4.      Bagaimana teknik dan stategi yang dipakai untuk mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik ?

C.    Tujuan
1.      Menjelaskan definisi psikologi perkembangan.
2.      Menjelaskan definisi potensi peserta didik.
3.      Menjelaskan hubungan antara pemahaman psikologi perkembangan dengan pengembangan potensi peserta didik.
4.      Menjelaskan teknik dan strategi yang dipakai untuk mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik.

D.    Manfaat
1.      Dapat mengetahui definisi psikologi perkembangan.
2.      Dapat mengetahui definisi potensi peserta didik.
3.      Dapat mengetahui hubungan antara pemahaman psikologi perkembangan dengan pengembangan potensi peserta didik.
4.      Dapat mengetahui teknik dan strategi yang dipakai untuk mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik.













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Psikologi Perkembangan
1.      Pengertian
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses pematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele (dalam Elizabeth B. Hurlock, 1980 : 2) bahwa “perkembangan berarti perubahan secara kualititatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekadar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
Sedangkan, psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus. Karena psikologi perkembangan mempelajari kekhususan dari tingkah laku individu.
Psikologi perkembangan tertarik pada struktur yang berbeda – beda yang nampak pada setiap individu. Ilmu ini lebih mempersoalkan faktor – faktor yang umum yang mempengaruhi proses perkembangan (perubahan – perubahan) yang terjadi dalam diri kepribadian yang khas itu. Dengan kata lain, psikologi perkembangan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku individu dalam perkembangannya yang mencakup periode masa anak – anak, remaja, dewasa, dan orang tua.
2.      Manfaat Memahami Psikologi Perkembangan
a.       Memahami Perbedaan Individu
Seorang pendidik (guru) harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan hati – hati, karena karakteristik masing – masing siswa berbeda- beda. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi perkembangan dapat membantu guru dan calon guru dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.
b.      Memilih dan menentukan tujuan materi dan strategi belajar yang sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual peserta didik. Siswa sekolah dasar khususnya kelas rendah, sedang dalam tahap berpikir konkret permulaan. Oleh karena itu tujuan belajar hendaknya yang sederhana dan dalam bentuk tingkah laku yang jelas. Demikian pula materi belajar hendaknya terkait dengan pengalaman siswa yang ada di sekitarnya.
c.       Dapat menghadapi siswa dengan benar dalam bentuk tingkah laku yang benar. Contoh : wajar jika siswa melakukan kesalahan dalam tingkah laku, karena kekurangtahuan dan kekurangmampuannya.
d.      Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas. Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh guru sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif.
e.       Pendidik akan memperoleh kemudahan untuk mengetahui pola perilaku apa yang diharapkan dari peserta didiknya dan kapan pola tersebut digantikan dengan pola yang lebih matang.
f.       Pendidik akan memperoleh kemudahan untuk menyusun pedoman dalam memahami dan mengatasi penyimpangan – penyimpangan penyesuaian diri yang terjadi pada setiap individu.
g.      Memungkinkan pendidik membantu proses perkembangan anak pada saat – saat yang tepat.
h.      Memungkinkan pendidik mempersiapkan individu atas perubahan yang bakal terjadi pada fisik, perhatian, dan perilakunya.


B.     Potensi Peserta Didik
1.      Pengertian
Potensi peserta didik adalah segala yang dimiliki oleh peserta didik yang memungkinkannya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pembicaraan tentang potensi peserta didik sering mengalami penyempitan makna dan sering dikaitkan dengan prestasi akademik saja. Sebenarnya, ketika membicarakan potensi, kita membicarakan semua aspek perkembangan peserta didik. Jadi, potensi ini meliputi semua yang dimiliki peserta didik untuk tumbuh dan berkembang dalam aspek kognisi, emosi, dan sosial.
Potensi yang dimaksud dalam pernyataan di atas adalah kapasitas atau kemampuan dan karakteristik atau sifat individu yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan atau menunjang pengembangan potensi lain. Potensi itu meliputi potensi fisik, intelektual, kepribadian, minat, potensi moral, dan religius.
2.      Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Potensi Peserta Didik
Menurut Reni Akbar-Hawadi (dalam Lusi Nuryanti, 2008 : 56 ), faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan potensi peserta didik dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor – faktor yang terdapat dalam diri seseorang. Faktor eksternal adalah faktor – faktor yang berasal dari luar diri individu atau berasal dari lingkungan.
a.      Faktor Internal
1)      Taraf kecerdasan
Taraf kecerdasan menunjukkan kemampuan berpikir anak, kemampuan menggunakan nalar, dan kemampuan memecahkan masalah menggunakan logika. Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengetahui taraf kecerdasan ini adalah dengan melakukan tes kecerdasan atau tes inteligensi.
Taraf kecerdasan ini berbeda dengan sebutan pintar dan bodoh yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari – hari yang hanya berorientasi pada hasil atau produk dari proses belajar dan prestasi akademik. Taraf kecerdasan yang dimaksud adalah potensi yang dimiliki individu. Anak yang taraf kecerdasannya tinggi belum tentu menjadi anak pintar di sekolah. Sebaliknya, anak yang nilainya selalu jelek di sekolah belum tentu taraf kecerdasannya rendah.
2)      Konsep Diri
Konsep diri menunjukkan cara seseorang memandang dirinya sendiri dan kemampuannya. Anak yang memandang dirinnya secara positif dan menilai dirinya mampu akan lebih berhasil di sekolah dan dalam kehidupan sosialnya daripada anak yang memandang dirinya sendiri tidak mampu.
3)      Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk meraih yang terbaik pada bidang tertentu. Motivasi berprestasi yang tinggi akan membuat seorang anak tekun belajar, berusaha menyelesaikan tugas dengan sebaik – baiknya, dan tidak malu bertanya jika kurang paham saat guru menerangkan.
4)      Bakat
Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami adalah kelebihan atau keunggulan alamiah yang melekat pada diriseseorang dan menjadi pembeda antara seseorang dengan orang lain. Seseorang yang berbakat akan memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada orang yang sejak awal tidak menyimpan bakat dalam bidang tersebut. Misalnya, siswa yang mempunyai bakat dalam bidang menggambar, hasil gambarnya lebih baik daripada siswa yang tidak mempunyai bakat menggambar.
5)      Minat
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan.belajar dalam keadaan hati senang tentunya akan lebih mudah daripada belajar dengan suasana hati yang terpaksa. Minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat untuk hal tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang akan ditekuni. Tanpa minat untuk hitung menghitung, seseorang tidak akan berkembang menjadi seorang ahli matematika.
Bakat dalam suatu bidang tertentu, misalnya seni, musik, hitung menghitung, bahasa, dan lain-lain merupakan hasil interaksi antara bakat bawaan dan faktor lingkungan serta didukung dengan faktor kepribadian dan sikap kerja seseorang.
6)      Sikap
Sikap adalah cara seseorang menerima atau menolak sesuatu yang didasarkan pada penilaian diri terhadap objek tertentu. Sikap seseorang muncul sebagai hasil dari proses pengamatan dan dari apa yang diterima dan dipelajari melalui inderanya. Sangat penting kita membentuk sikap positif pada peserta didik, terutama sikap terhadap proses belajar dan usaha dalam mengembangkan potensi diri.
b.      Faktor Eksternal (Lingkungan)
Disini lingkungan yang dimaksud menurut Syamsu Yusuf (2002:139) yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Adanya keserasian antara keluarga, sekolah, dan masyarakat akan dapat memberikan dampak positif bagi anak, termasuk dalam pembentukan potensi dalam diri anak. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
1)      Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi setiap anak. Tentunya dalam hal ini orangtua menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam perkembangan potensi dalam diri seorang anak. Pemberian bekal baik dalam bentuk material maupun nonmaterial seperti finansial dan perhatian serta kasih sayang sangat diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi anak.
2)      Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak setelah keluarga. Karena hampir setengah hari anak menghabiskan waktunya bersama teman dan gurunya di sekolah. Tentunya segala sesuatu yang ada di sekolah akan menjadi model bagi anak untuk ditiru. Seperti yang diungkapkan Hurlock bahwa pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadian dan potensi anak sangat besar, karena sekolah merupakan subtitusi dari keluarga dan guru-guru subtitusi dari orangtua.
Hal ini menggambarkan bahwa guru merupakan orangtua kedua bagi anak-anak. Peran guru di sekolah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi seluruh perkembangan anak, baik kognitif, sosial, emosi maupun afektif. Sayangnya masih banyak sekolah yang lebih menitikberatkan perkembangan anak secara akademik dengan mengukur kecerdasan setiap anak melalui deretan angka sebagai salah satu ukuran perbandingan antara anak yang satu dengan yang lainnya.
Tentunya hal tersebut harus dijadikan bahan pemikiran bagi seluruh guru sebagai penanggung jawab pendidikan bagi anak untuk tetap menggali seluruh potensi dan kecerdasan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya. Karena sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang mempunyai program sistematik dalam melaksanakan pengajaran, bimbingan dan latihan kepada anak agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya.
3)      Lingkungan Masyarakat.
Selain faktor keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat juga mempengaruhi perkembangan potensi pada anak. Lingkungan masyarakat yang dimaksud meliputi lingkungan rumah sekitar anak sebagai tempat bermain, televisi, serta media cetak seperti buku cerita maupun komik. Dalam masyarakat akan terbentuk suatu perilaku yang dominan pada setiap individu karena adanya interaksi sosial yang terjadi antara teman sebaya maupun dengan anggota masyarakat lainnya. Pada diri anak akan muncul perilaku baik ataupun tidak baik tergantung seberapa besar lingkungan sekitarnya mempengaruhi dalam pergaulan sehari-hari. Karena pada dasarnya anak cepat sekali terpengaruh oleh hal-hal yang ia lihat, dengar dan rasakan.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hurlock (dalam Syamsu Yusuf, 2006:141) yang mengemukakan bahwa standar atau aturan-aturan ‘geng’ (kelompok bermain) memberikan pengaruh kepada pandangan moral dan tingkah laku para anggotanya. Disini dapat dikemukakan bahwa kualitas perkembangan potensi bagi anak juga bergantung pada kualitas lingkungan tempat anak bergaul sehari – hari. Jika anak sering bergaul dengan lingkungan yang kurang mendukung, maka bukan tidak mungkin anak akan kesulitan dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya.

C.    Hubungan Pemahaman Psikologi Perkembangan dengan Pengembangan Potensi Peserta Didik.
Seperti yang telah disebutkan pada pembahasan bagian pertama di atas, memahami psikologi perkembangan sangat bermanfaat bagi kelangsungan proses pembelajaran. Sebagai pendidik, guru bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan yang didapatkan peserta didiknya. Guru mempunyai wewenang mengarahkan perilaku siswa dan menuntutnya mengikuti patokan – patokan perilaku sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang baik mengenai psikologi perkembangan agar pendidikan yang diterima siswa memiliki kualitas yang baik.
Pemahaman psikologi perkembangan bukan hanya berpengaruh terhadap kualitas pendidikan yang diterima siswa saja. Namun, psikologi perkembangan juga berperan penting dalam upaya pengembangan potensi yang dimiliki tiap – tiap peserta didik. Dengan memahami psikologi perkembangan, guru mampu menentukan cara – cara tepat dan jitu yang akan digunakan sebagai usaha mengembangkan potensi peserta didiknya. Guru dapat melakuakn penelusuran bakat sehingga guru mengetahui potensi dan kemampuan peserta didiknya. Setelah mengetahui potensi dan kemampuan peserta didiknya, guru dapat menentukan model pembelajaran yang sesuai agar potensi yang dimiliki masing – masing peserta didik dapat berkembang secara optimal.
D.    Teknik dan Strategi Mengoptimalkan Pengembangan Potensi Peserta Didik.
Dalam mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik diperlukan teknik dan strategi. Penentuan strategi ini biasanya dapat dibuat sebelum dimulainya proses belajar mengajar. Adapun tujuan dibuatnya strategi dalam upaya mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik yaitu :
1.      Memahami dan memetakan kemampuan peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
2.      Memahami dan mengidentifikasi tingkat dan gaya atau tipe belajar peserta didik yang dibutuhkan untuk penyesuaian dalam proses pembelajaran.
3.      Memahami, mengidentifikasi, dan memetakan potensi atau bakat yang dimiliki masing – masing peserta didik.
4.      Memilih dan mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan dan situasi yang dihadapi, terutama yang terkait dengan pemberdayaan sarana dan prasarana maupun alat penunjang proses pembelajaran yang lainnya.
5.      Memilih dan menggunakan berbagai bentuk pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan gaya belajar dan potensi yang dimiliki peserta didik.
6.      Menyusun berbagai proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara kreatif, efektif, dan efisien.
Setelah penentuan strategi pembelajaran, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pendidik yaitu menentukan tahapan – tahapan yang akan digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran. Tahapan ini dibuat sebagai wujud nyata penggunaan strategi pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Adapun tahapan penggunaan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.      Memetakan kurikulum yang dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2.      Memetakan kebutuhan peserta didik dalam program dan proses pembelajaran, baik dengan acuan kurikulum maupun sesuai dengan perkembangan potensi peserta didik.
3.      Memetakan dan mengelompokkan hasil analisis mengenai kebutuhan dan potensi masing – masing peserta didik.
4.      Menentukan model pembelajaran dan langkah – langkah pembelajaran yang sesuai dengan hasil analisis tersebut.
5.      Memilih pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai.
6.      Menentukan media dan sumber belajar yang tepat, misalnya referensi buku, dan lain – lain.
7.      Melakukan penataan ruang kelas yang mendukung proses penciptaan situasi pembelajaran yang kondusif.
Dalam belajar kreatif peserta didik terlibat secara aktif dan ingin mendalami bahan yang dipelajari. Belajar kreatif tidak hanya menyangkut perkembangan kognitif (penalaran), tetapi juga berhubungan erat dengan penghayatan pengalaman belajar yang mengasyikkan. Untuk mewujudkan pembelajaran yang kreatif tersebut, maka metode pembelajaran yang dapat dilakukan oleh pendidik antara lain :
1.      Menciptakan Lingkungan di dalam Kelas yang Merangsang Belajar Kreatif
Menurut Feldhusen dan Treffinger (dalam Utami Munandar, 1992 : 79), suatu lingkungan kreatif dapat tercipta dengan :
a.       Memberikan pemanasan dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan terbuka yang menimbulkan minat dan merangsang rasa ingin tahu peserta didik.
b.      Pengaturan fisik atau keadaan di dalam kelas.
c.       Kesibukan di dalam kelas. Misalnya, pendidik mampu membedakan antara kesibukan peserta didik yang asyik serta suara – suara yang produktif yang menunjukkan bahwa peserta didik bersibuk diri secara kreatif. Suasana kelas yang santai dan menyenangkan akan memupuk perilaku kreatif.
d.      Guru sebagai fasilitator yaitu mendorong peserta didik untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajaki tugas – tugas baru. Ia tidak cepat memberikan kritik, tetapi memberikan dukungan dan rangsangan serta bersifat terbuka dan berusaha secara berlebihan dan bersikap menolak gagasan – gagasan peserta didik yang lain.
2.      Mengajukan dan Mengundang Pertanyaan
Dalam proses belajar mengajar, diperlukan keterampilan guru baik dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa maupun dalam mengundang siswa untuk bertanya.
a.       Teknik bertanya
b.      Metode diskusi
c.       Metode inquiry - discovery
d.      Mengajukan pertanyaan yang menantang (provokatif)
3.      Memadukan Perkembangan Kognitif (Berpikir) dan Afektif (Sikap dan Perasaan)









BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya.
2.      Manfaat memahami psikologi perkembangan, yaitu :
a.       Memahami Perbedaan Individu.
b.      Memilih dan menentukan tujuan materi dan strategi belajar yang sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual peserta didik.
c.       Dapat menghadapi siswa dengan benar dalam bentuk tingkah laku yang benar.
d.      Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas.
e.       Pendidik akan memperoleh kemudahan untuk mengetahui pola perilaku apa yang diharapkan dari peserta didiknya.
f.       Pendidik akan memperoleh kemudahan untuk menyusun pedoman dalam memahami peserta didiknya.
g.      Memungkinkan pendidik membantu proses perkembangan anak pada saat – saat yang tepat.
h.      Memungkinkan pendidik mempersiapkan individu atas perubahan yang bakal terjadi pada fisik, perhatian, dan perilakunya.
3.      Potensi adalah kapasitas atau kemampuan dan karakteristik atau sifat individu yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan atau menunjang pengembangan potensi lain yang meliputi potensi fisik, intelektual, kepribadian, minat, potensi moral, dan religius.
4.      Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan potensi peserta didik dibagi menjadi dua yaitu faktor internal meliputi taraf kecerdasan, konsep diri, motivasi berprestasi, bakat, minat, dan sikap, serta faktor eksternal yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
5.      Psikologi perkembangan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan yang diterima peserta didik dan berperan penting dalam upaya pengembangan potensi yang dimiliki tiap – tiap peserta didik. Dengan memahami psikologi perkembangan, guru mampu menentukan cara – cara tepat dan jitu yang akan digunakan sebagai usaha mengembangkan potensi peserta didiknya.
6.      Langkah – langkah yang dilakukan pendidik dalam mengoptimalkan pengembangan potensi peserta didik, yaitu menentukan strategi pembelajaran yang biasanya dilakukan sebelum proses belajar mengajar, menentukan tahapan – tahapan penggunaan strategi pembelajaran, dan menentukan metode – metode penunjang proses belajar mengajar.

B.     Saran
Seorang pendidik atau guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan potensi, kemampuan, dan keadaan peserta didiknya. Pemahaman terhadap psikologi perkembangan dapat dijadikan titik awal untuk menentukan teknik dan strategi yang jitu dalam upaya mengoptimalkan segala macam potensi yang dimiliki oleh masing – masing peserta didiknya agar potensi – potensi tersebut dapat berkembang dengan maksimal.